BAB
2
BUMI
DAN TATA SURYA
Bumi merupakan salah satu planet
yang berada pada sistem tata surya matahari sekaligus satu-satunya planet yang
dapat dihuni oleh makhluk hidup. Para ilmuwan berusaha melakukan penelitian
terhadap proses pembentukan bumi dan berakhir dengan hipotesis-hipotesis
masing-masing. Berikut ialah beberapa hipotesis pembentukan bumi yang
dikemukakan oleh beberapa ahli.
·
Hipotesis Nebula
Hipotesis ini mengatakan bahwa
awalnya suatu bintang yang berbentuk kabut raksasa yang terpencar dan dalam
keadaan berputar. Gerakan tersebut mengakibatkan kabut ini kehilangan daya
energinya dan mengkerut dan berputar lebih cepat. Alhasil, pada bagian ekuator
kecepatannya meningkat dan menghasilkan gaya sentrifugal. Gaya ini akhirnya
akan melampaui tarikan dari gaya beratnya, yang semula mengimbanginya, dan
menyebabkan sebagian dari bahan yang berasal dari kabut tersebut terlempar.
Bahan-bahan yang terlempar ini kemudian dalam perjalanannya juga berputar
mengikuti induknya, juga akan mengkerut dan membentuk sejumlah planet-planet.
·
Hipotesis Planetesimal
Teori ini mengemukakan bahwa adanya
suatu bintang besar yang menyusup dan mendekati matahari. Akibat dari gejala
ini, maka sebagian dari bahan yang membentuk matahari akan terkoyak dn
direnggut dari peredarannya. Mereka berpendapat bahwa bumi kita ini terbentuk
dari bahan-bahan yang direnggut tersebut dan memisahkan diri dari matahari.
·
Hipotesis Pasang Surut
Bintang
Teori ini mengatakan bahwa planet
terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan
menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain
tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi
menjadi planet.
·
Hipotesis Kondensasi
Hipotesa ini mengatakan bahwa tata
surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
·
Hipotesis Bintang
Kembar
Teori ini mengatakan bahwa
dahulunya tata surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan
berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil.
Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai
mengelilinginya.
·
Struktur Dalam Bumi
Berdasarkan
perhitungan dan penafsiran yang dilakukan oleh ahli seismologi, bumi dapat
dibagi ke dalam 3 lapisan utama, yaitu kerak, selubung (mantel), dan inti bumi.
Kerak bumi memiliki ketebalan yang beragam; didaerah samudera tebalnya sekitar
10 km, sementara di bagian benua tebalnya beragam antara 30 – 40 km. Setiap
lapisan dipisahkan oleh bidang-bidang dikontinuitas; Bidang Moho
memisahkan antara lapisan kerak dan mantel, Bidang Gutenberg memisahkan
antara lapisan mantel dengan inti, da Bidang Lehmann memisahkan antara
inti luar dan inti dalam.
·
Kerak Bumi
Kerak merupakan lapisan terluar
yang terdiri dari batuan yang lebih ringan dibandingkan dengan batuan mantel di bawahnya. Densitas
rata-ratanya sekitar 2,7 gr/cc. Ketebalannya tidak merata, perbedaan ketebalan
ini menimbulkan perbedaan elevasi antara benua dan samudera.
·
Mantel bumi
Mantel
merupakan lapisan yang menyelubungi inti bumi. Mantel merupakan bagian terbesar
dari bumi, 82,3% dari volume bumi dan 67,8% dari massa bumi. Ketebalan mantel
ialah sekitar 2883 km. Densitasnya berkisar antara 5,7 gr/cc di dekat inti, dan
3,3 gr/cc di dekat kerak bumi.
·
Inti Bumi
Inti
bumi merupakan bagian terdalam bumi yang terletak pada kedalaman 2883 km.
Densitasnya berkisar dari 9,5 gr/cc di dekat mantel dan semakin meningkat ke
arah pusat hingga 14,5 gr/cc. Berdasarkan besarnya densitas, inti bumi
diperkirakan terdiri dari campuran unsur Nikel (Ni) dan Besi (Fe). Inti bumi
terbagi atas 2, yaitu :
·
Inti dalam : kedalaman
5140 – 6371 km, berfasa padat, berat, dan sangat panas.
·
Inti luar : kedalaman
2883 – 5140 km, berfasa cair, dan sangat panas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar